Kalau lo lagi di Sulawesi Selatan dan pengen kulineran khas daerah yang beneran autentik, jangan cuma fokus ke Makassar doang. Coba deh kuliner tradisional Wajo di Pasar Sengkang: Sokko dan Ikan Parape. Dua menu ini bukan cuma enak, tapi juga kaya makna dan budaya. Mereka jadi bukti nyata bahwa cita rasa lokal bisa bertahan dan bahkan jadi primadona di tengah modernisasi kuliner.
Pasar Sengkang, yang merupakan pusat aktivitas di Kabupaten Wajo, bukan sekadar tempat jualan sembako dan sayur mayur. Ini adalah spot emas buat nemuin makanan khas Bugis yang otentik, dari tangan-tangan ibu penjual yang udah warisan turun-temurun. Dan yang paling banyak diburu? Sokko dan Ikan Parape.
Pasar Sengkang: Jantung Rasa dan Kehidupan Wajo
Setiap pagi, Pasar Sengkang udah rame. Tukang sayur, pedagang ikan, dan tentunya penjual kuliner lokal siap menyajikan makanan khas yang jarang bisa lo temuin di luar Wajo. Di sudut-sudut pasar, aroma santan, rempah, dan ikan asap menyatu jadi irama yang menggoda perut.
Di sinilah makanan bukan cuma sekadar produk dagangan. Mereka adalah bagian dari identitas budaya Bugis yang kuat, dan itu semua bisa lo rasain dari cara mereka masak, menyajikan, sampai cerita di balik setiap resep.
Sokko: Si Ketan Gurih Peneman Hari Besar
Lo mungkin mikir Sokko itu kayak lontong atau ketupat. Tapi jangan salah, Sokko punya karakter sendiri. Ini adalah ketan kukus khas Bugis yang biasanya disajikan bareng lauk gurih seperti ikan, telur, atau daging rendang. Yang bikin spesial? Proses masaknya dan aromanya yang khas.
Ciri Khas Sokko Wajo:
- Dibuat dari beras ketan putih pilihan yang direndam dulu semalaman.
- Dikukus pakai daun pandan atau daun pisang biar aromanya wangi banget.
- Teksturnya pulen tapi gak lembek—pas buat dicocol sambal atau kuah.
Biasanya dimakan bareng Ikan Parape, atau kalau lagi acara adat, disajikan bareng rendang Bugis yang kaya rempah. Simpel tapi bener-bener ngangenin!
Ikan Parape: Gurih-Pedas Legit yang Bikin Nagih
Kalau ngomongin kuliner khas Bugis, gak lengkap kalau gak bahas Ikan Parape. Ini adalah ikan goreng (biasanya bandeng, tongkol, atau cakalang) yang dimasak lagi dengan bumbu parape: campuran gula merah, asam, cabai, bawang merah, dan rempah lainnya. Rasanya gurih-manis dengan tendangan pedas dan asam yang pas banget!
Kenapa Ikan Parape Disukai Banyak Orang?
- Rasa bumbunya nempel di daging ikan, bukan cuma di permukaan.
- Tekstur ikan digoreng garing, tapi tetap moist di dalam.
- Bumbunya legit dan bikin ketagihan.
Dimakan sama sokko? Wah, dijamin auto habis sepiring. Ditambah sambal khas Bugis dan teh hangat, kombo ini bisa bikin lo lupa semua diet dan resolusi sehat 2025.
Kombinasi Klasik Sokko dan Ikan Parape
Kenapa kuliner tradisional Wajo di Pasar Sengkang: Sokko dan Ikan Parape begitu dicintai? Karena mereka kayak Bonnie and Clyde-nya dunia makanan. Sokko yang netral jadi kanvas buat bumbu ikan parape yang eksplosif. Lo bisa gigit sokko, lanjut suapan ikan, lalu ditutup dengan sambal dabu-dabu. Rasa di mulut? Full spectrum!
Paduan manis-gurih-pedas dari ikan parape ketemu tekstur kenyal sokko bikin lo gak bisa berhenti ngunyah. Bahkan banyak yang bungkus buat makan siang di kantor atau piknik bareng keluarga.
Harga Ramah, Rasa Gak Kaleng-Kaleng
Kuliner tradisional kayak gini biasanya harganya gak bikin kantong lo robek. Di pasar, makanan disajikan dengan porsi cukup dan harga super terjangkau.
Kisaran Harga:
Menu Tradisional | Harga |
---|---|
Sokko (1 porsi) | Rp5.000 |
Ikan Parape (per ekor) | Rp12.000–Rp20.000 |
Paket Kombo + Sambal | Rp18.000 |
Teh Manis Hangat | Rp3.000 |
Dengan budget Rp20.000-an, lo bisa kenyang dan puas makan menu yang punya sejarah panjang.
Cerita Budaya di Balik Setiap Suapan
Di balik sokko dan ikan parape, ada sejarah dan filosofi Bugis yang kuat. Makanan ini dulunya cuma muncul di hari besar atau acara keluarga penting, kayak syukuran, akad nikah, atau pesta panen.
- Sokko itu lambang keberkahan, karena ketan melambangkan rezeki yang nempel dan awet.
- Ikan Parape dianggap sebagai simbol rasa syukur, karena ikan laut adalah rezeki utama masyarakat pesisir Wajo.
Dan sampai sekarang, makanan ini terus dipertahankan, dimasak dengan cara lama, dan disajikan tanpa drama. Pure, jujur, dan penuh rasa.
Tips Maksimalin Kulineran Lo di Pasar Sengkang
- Datang pagi-pagi (jam 06.00–08.30) biar dapet versi sokko yang masih hangat dan ikan parape yang baru mateng.
- Tanya ke penjual soal asal ikan dan bumbu, mereka bakal ceritain panjang lebar sambil kasih tester.
- Bawa wadah sendiri, karena banyak pedagang yang appreciate pembeli yang bawa tempat makan buat mengurangi sampah plastik.
- Coba menu tambahan, kayak barongko atau kue-kue Bugis buat cemilan manis penutup.
Makanan Pendamping yang Patut Dicoba
Selain sokko dan parape, lo juga bisa nemuin:
- Barongko – kue pisang lembut kukus dalam daun pisang.
- Baje Canggoreng – olahan ketan dengan gula merah dan kelapa.
- Burasa – ketupat khas Bugis yang padat, gurih, dan cocok buat lauk berkuah.
Makanan-makanan ini cocok buat dibawa pulang sebagai oleh-oleh atau dimakan di tempat sambil ngopi santai.
Kenapa Lo Wajib Coba?
Karena lo gak cuma makan, tapi ikut melestarikan budaya. Kuliner tradisional Wajo di Pasar Sengkang: Sokko dan Ikan Parape adalah representasi dari kuliner yang jujur, dibuat dengan tangan sendiri, dan rasa yang udah bertahan puluhan tahun.
Di dunia yang makin cepat dan instan, pengalaman makan kayak gini tuh priceless.
Kesimpulan
Kalau lo mampir ke Wajo atau lagi trip keliling Sulawesi Selatan, jangan lupa mampir ke Pasar Sengkang dan cobain Sokko dan Ikan Parape. Dari aroma yang nyambut lo di pintu pasar, sampai rasa yang nempel di lidah, semua bakal jadi pengalaman yang gak terlupakan.
Dan lebih dari itu, lo juga dapet pelajaran soal budaya, tradisi, dan nilai-nilai lokal yang disampaikan lewat satu piring makanan.
FAQs Seputar Kuliner Tradisional Wajo di Pasar Sengkang
1. Apa bedanya sokko dan burasa?
Sokko dari ketan tanpa santan, sedangkan burasa dimasak dengan santan dan lebih padat.
2. Apakah ikan parape pedas?
Pedasnya sedang, tapi bisa disesuaikan. Banyak versi non-pedas juga tersedia.
3. Bisa dibungkus buat oleh-oleh?
Bisa! Sokko dan parape bisa tahan sampai 6 jam asal dibungkus rapi.
4. Apakah makanan ini halal?
Mayoritas pedagang di Pasar Sengkang adalah Muslim, dan bahan-bahan yang digunakan halal.
5. Ada tempat duduk di pasar?
Ada beberapa bangku panjang dan warung kecil tempat lo bisa makan langsung.
6. Bisa bayar pakai e-wallet?
Belum semua pedagang punya QRIS, jadi tetap siapin cash ya.